WangXian Au — Part 84.
tw // nsfw , rated , dirty talk , explicit content , porn
Enjoy!
“Anghh .. w-wangjiihh .. Eunghh .. punya kamu, ge-gedhee bangetthh ..”
“Um? Apa yang gede, Weiying? Kontolnya?” — Sambil terus menusukkan kejantanan besar miliknya yang benar-benar sudah mengeras.
“Enghh .. I-iyhaa.. Kontol kamu gedhe ba—Ahhnghh bangeth.”
“Suka ngga? Gedean mana sama punya Huacheng, hm?” — Tanya Wangji sambil memainkan puting susu milik .. Entahlah? Dia bukan kekasihnya, tapi Wangji suka.
“Punyah kamuh .. Gedheehh .. Eunhh .. Akhh .. Lebihh .. Onghh.. Gede!” — Merasakan lubangnya yang kini tengah penuh dan di mainkan secara nyaman oleh pria kesayangan-nya.
“Anghh.. Weiying. Aku pengen di sepong!”
“Enghh .. Kalo peng-Akhh pengenhh di sepong, lepas dong kontolnya dari lu-eunghh lubangh akuhh.”
Tak lagi bisa menahan birahi yang kini keduanya rasakan. Sesak nikmat yang mereka rasa saat ini begitu memuncak. Membuat batang keduanya terus mengeras dan memerah ruah. Lubang merah milik Weiying masih enggan dilepaskan oleh Wangji. Masih terlena akan nikmat milik kesayangan-nya.
Kedua insan yang kini terengah-engah dalam birahi napsunya mulai menciumi bibir satu sama lain. Basah akan saliva yang di sebabkan permainan lidah itu semakin membuat keduanya tak tahan. Seperti, ingin keluar.
“Mmph .. Wanghhji .. Ayo .. aku sepong kontolnya.” — Memutus pergerakan lidah dan bergegas untuk bertukar posisi seperti yang Wangji ingini.
“Ughh .. Kontol kamu gemes banget sih. Aku suka! Mau aku sepongin sampe keluar, boleh?” — *Rayu-nya sambil sedikit menggeliat layaknya lonte binal di luar sana.*
“Sepongin! Iya, sampe keluar. Kalo bisa keluar pejunya di mulut kamu, ya?” — Kalimat ini, membuat Weiying benar-benar bergetar. Napsu dan cinta nya kini menjadi satu. Tidak tahu lagi akan jalan pikirannya, kini dia mulai memasukkan batang besar milik kesayangan-nya ke dalam mulut hangatnya.
“Mmpphh .. Mmpphh ..” — bunyi blopblop akibat sepongan Weiying makin membuat suasana semakin panas.
Wangji yang kini tengah berbaring dengan penisnya yang di sepong, mulai merasa liar. Otaknya tak lagi bisa berfikir lurus. Dia hanya ingin Weiying terus mengeluar masukkan penis besar miliknya ke dalam mulut kecilnya. Sampai penuh sampai keluar.
“Weiying, berdiri. Aku mau kita ngewe sambil berdiri. Lepasin sepongan kamu, Ok?”
Entah, kali ini Lan Wangji benar-benar ingin mencoba semua sex style yang ada di pikirannya. Mendominasi Weiying untuk berhenti dan segera mungkin memasukkan penis merah besarnya ke lubang anal milik kesayangannya.
Dengan posisi keduanya berdiri. Saling menatap wajah satu sama lain, kemudian berciuman dan bertukar saliva. Weiying mulai melingkarkan kaki kirinya pada pinggang Lan Wangji. Mengisyaratkan bahwa kini lubangnya sudah siap untuk dimasuki.
“Lobangnya uda gatel, hm? Mau langsung dimasukin sekarang?”
Kata-kata Wangji terdengar panas di telinga Weiying. Tak perlu lagi merengek, Weiying langsung meraih penis Wangi dan memasukkan sendiri ke lubang mungilnya.
“Ayo gerakin. Aku gak tahan! Ini uda masukkan.” — Ucapnya dengan sedikit melenguh.
“Kamu nakal banget ya. Lonte!”
“Tapi kamu suka kan? Ayo dong Wangji mainin. Ini lubang aku uda penuh.”
Tak mau terlalu lama penis besarnya di dalam lubang anal Weiying, Wangji mulai menggerakkan di dalam. Mengeluar masukkan kejantanan-nya dan mereka saling mendesah.
“Eunghh .. Akhhh .. Enaakkhh .. Wang—jiihh .. Unghh .. Eunghh ..”
“Enak, heum? Mau lebih cepet lagi ngga?”
“Ma—ngghh .. Mauu .. Akhhh .. Lan Wanghhh .. Aahh ... Penuh .. Akuhh pen—eunghh penuh ..”
“Ayo sayang, sebut nama aku. Panggil aku Kak Wangji.”
TBC