Yang sebenarnya.
Wei Wuxian sedikit ragu untuk menjejahkan kakinya menuju Kost Lan Wangji. Pikirannya bertaut dengan apa yang baru saja ia lihat.
Wanita cantik yang kini terduduk di depannya begitu anggun. Parasnya begitu murni, indah dan terlihat seperti wanita berada.
Ia terus berpikir untuk apa wanita ini berada disini. Ia memberanikan diri sekali lagi untuk mendekat dan bertanya.
“Ehem.. Sorry, si—apa, ya?”
Wanita itu hanya menoleh. Wajahnya sedikit sayu tapi masih terlihat sangat menggemaskan.
“Maaf, aku tadinya mau pergi tapi tadi kaya cape banget gitu jadinya duduk bentar disini. Yauda, maaf ya aku duluan.”
Wei Wuxian masih mempunyai banyak pertanyaan. Ia tidak mungkin membiarkan wanita itu pergi tanpa dia mendapatkan jawaban.
“Eh tunggu!! Sorry nih, tapi gue kaya pernah liat lo deh. Lo temennya Wangji kah? Lan Wangji, anak yang ngekost disini.”
“Oh? Kamu kenal Lan Wangji juga?”
“Iya itu.. Dia.. Temen ..”
Wei Wuxian sendiri pun tidak tahu pasti hubungan apa yang ada diantara dia dan Lan Wangji. Dia hanya menjawab apa yang ada.
“Kenalin, aku Wen Qing. Biasa di panggil Qiqi.”
Qiqi menjulurkan tangan kanannya, dengan santun memperkenalkan dirinya.
“Oh? Oh .. Iya gue Wei Wuxian. Temennya Lan Wangji, panggil Iyan aja hehe.”
“Salam kenal, Iyan. Oh ya kamu mau nemuin Wangji? Dia ngga ada soalnya.”
“Hah? Wangji ngga ada? Kok dia tau?”
Hal itulah yang ada di pikiran Iyan. Membuatnya semakin penasaran siapa Qiqi sebenernya.
“Kemana? Pergi? Terus kenapa lo disini kalau Wangji ngga ada?”
Qiqi menunjukkan tas yang ada di genggaman tangannya. Wei Wuxian baru sadar jika Qiqi memang membawa tas yang terlihat sedikit berat dan besar.
“Nih. Aku baru aja ngambil bajunya Wangji. Dia lagi di Rumah Sakit sekarang. Dia inap gitu jadi aku harus bawain barang-barang yang dia butuhin buat disana.”
DEG!!
“Wangji? Di rumah sakit? Inap?” — Pikirnya.
“H-huh? Dia kenapa?”
Wei Wuxian bertanya dengan sedikit bingung.
“Dia sakit. Kamu ngga tau kah, Iyan?”
DEG!!
Sekali lagi Wei Wuxian merasa kaget. Entah apa yang sedang terjadi. Pikirannya seperti berhenti. Kenapa? Wangji-nya, ada apa? Dia bahkan tidak tahu apapun tentang hal ini.
“Sssakiit?! Sakit—apa? Gue gak .. Gue beneran gak tau.”
Hatinya seperti perlahan ditusuk duri. Mengetahui orang lain lebih tahu tentang Wangji daripada dirinya sendiri.
“Mm.. Mendingan kamu ikut aku aja, yuk? Kita kesana bareng, entar juga tahu dia sakit apa. Gimana?”
Semua hal berada pada titik fokusnya. Di dalam satu taksi yang sama, duduk berdampingan Wei Wuxian dengan Wen Qing yang baru dikenalnya.
Pikirannya sedikit berat. Memikirkan apa yang telah terjadi pada Lan Wangji. Apakah ini alasan Wangji tidak datang menemuinya waktu itu. Dia berpikir, Apakah dia egois? Atau, apa hubungan Wangji dengan perempuan ini? Semua hal terasa begitu rumit. Semua pertanyaan itu ingin segera mendapat jawaban dari Lan Wangji.
Next chapter ..